IndoInsight.com –
Amerika Serikat (AS) melancarkan lima serangan udara di wilayah Yaman yang dikuasai oleh pemberontak Houthi pada hari Sabtu (18/2/2024). Serangan ini ditujukan terhadap berbagai senjata yang dianggap sebagai ancaman bagi keamanan maritim di Laut Merah.
Komando Pusat AS (CENTCOM) menyatakan bahwa serangan tersebut menghancurkan tiga rudal jelajah anti-kapal bergerak, satu kapal selam tanpa awak, dan satu kapal permukaan tanpa awak. CENTCOM mengklaim bahwa senjata-senjata tersebut “menimbulkan ancaman langsung” bagi kapal Angkatan Laut AS dan kapal dagang di kawasan tersebut.
Serangan ini terjadi setelah Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kapal tanker minyak Inggris pada hari Sabtu. Kapal tanker tersebut, yang diidentifikasi oleh AS sebagai kapal berbendera Panama yang membawa minyak mentah menuju India, tidak mengalami kerusakan serius dalam serangan tersebut.
Namun, insiden ini semakin meningkatkan ketegangan di Laut Merah. Sebagai tanggapan atas serangan Houthi yang berulang, AS dan sekutunya telah beberapa kali menyerang target Houthi di Yaman.
Dampak dan Reaksi:
Belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan infrastruktur akibat serangan AS. Namun, serangan ini dikecam oleh kelompok hak asasi manusia yang khawatir akan jatuhnya korban sipil.
Pemerintah Yaman yang didukung oleh Saudi, yang sedang berperang melawan Houthi, menyambut baik serangan AS tersebut. Sementara itu, Houthi belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait serangan ini.
Situasi Terkini:
Serangan AS ini menambah kompleksitas konflik di Yaman yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Konflik ini telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah, dengan jutaan orang membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Peningkatan ketegangan di Laut Merah juga dapat mengganggu jalur pelayaran penting dan berdampak pada perdagangan global.