IndoInsight.com –
Gaza, wilayah yang terkepung, telah menjadi sorotan dunia karena konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Dalam konteks ini, Rumah Sakit al-Shifa di Gaza muncul sebagai titik fokus, menjadi sorotan utama baik bagi masyarakat internasional maupun pihak militer Israel. Sebagai rumah sakit terbesar di kawasan yang terkepung tersebut, al-Shifa telah memainkan peran krusial dalam memberikan pelayanan medis kepada warga Gaza, namun juga memunculkan pertanyaan mengenai keterlibatannya dengan militer Israel.
Sebelumnya, al-Shifa Hospital sudah menghadapi berbagai kendala akibat blokade yang diterapkan oleh Israel. Kelangkaan obat-obatan dan peralatan medis menjadi tantangan yang nyata bagi rumah sakit ini. Namun, situasi semakin meruncing ketika pasukan Israel meledakkan gudang obatnya, memperburuk kondisi yang sudah sulit.
Beberapa faktor menjelaskan mengapa al-Shifa Hospital menjadi begitu penting bagi tentara Israel. Pertama-tama, letak geografisnya yang strategis di Gaza membuatnya menjadi sasaran potensial. Dalam konflik bersenjata, kontrol terhadap fasilitas medis dapat memberikan keuntungan taktis bagi pihak yang menguasainya. Al-Shifa Hospital menjadi semacam pusat komando medis di tengah konflik, memungkinkan pihak Israel untuk memantau dan mengontrol akses terhadap perawatan medis di wilayah tersebut.
Selain itu, kepentingan Israel terhadap al-Shifa juga terkait dengan persepsi internasional. Dalam konflik bersenjata, citra internasional dan dukungan masyarakat dunia dapat memainkan peran kunci. Dengan mengambil kendali atas rumah sakit terbesar di Gaza, Israel dapat mempengaruhi naratif konflik dan menekankan upayanya dalam memberikan bantuan kemanusiaan, meskipun kenyataannya, gudang obat di al-Shifa hancur akibat tindakan militer Israel.
Namun demikian, tindakan Israel terhadap al-Shifa Hospital juga mendapat kecaman keras dari berbagai pihak. Melibatkan fasilitas medis dalam konflik bersenjata melanggar hukum internasional dan dapat membahayakan nyawa warga sipil yang membutuhkan perawatan medis mendesak. Blokade dan serangan terhadap rumah sakit hanya memperburuk krisis kesehatan di Gaza, di mana penduduknya telah lama menderita akibat kondisi ekonomi dan politik yang sulit.