IndoInsight.com –
Pasukan Ukraina di garis depan terus berjuang menghadapi serangan Rusia di Bakhmut, kota timur Ukraina. Namun, pasukan Ukraina kekurangan amunisi dan senjata untuk melawan serangan Rusia. Kekurangan amunisi mengakibatkan pasukan Ukraina hanya bisa menembakkan beberapa roket Grad untuk menyerang sasaran Rusia. Pasukan Ukraina bahkan harus mengimpor roket dari negara lain, termasuk Republik Ceko, Rumania, dan Pakistan. Volodymyr, seorang komandan di unit tentara Ukraina, mengeluhkan kualitas roket yang diimpor dari Pakistan yang dianggap buruk. Dia juga merasa frustasi karena pasukannya tidak bisa memberikan dukungan yang lebih besar kepada pasukan Ukraina yang berjuang di garis depan. Meski Ukraina telah menerima senjata modern, seperti tank dan kendaraan lapis baja, pasukan Ukraina masih sangat bergantung pada senjata Soviet-era lama mereka. Ukraina juga mengandalkan sistem pertahanan udara Buk buatan Rusia untuk melindungi langit-langitnya. Buk merupakan senjata andalan Ukraina untuk menyerang pesawat, drone, dan rudal Rusia. Sistem ini juga membantu mencegah Rusia menguasai langit Ukraina. Namun, senjata ini sangat sulit dipelihara dan Ukraina membutuhkan suku cadang yang dihasilkan di pabrik luar negeri.
Ukraina masih membutuhkan dukungan dari negara-negara Barat dalam bentuk senjata dan amunisi. Namun, Volodymyr merasa khawatir dukungan Barat akan berkurang jika Ukraina tidak berhasil memenangkan perang dalam waktu dekat. Pasukan Ukraina harus mengandalkan senjata dan amunisi yang sangat terbatas untuk menghadapi serangan Rusia yang terus berlanjut. Pasukan Ukraina juga sedang mempersiapkan serangan besar untuk merebut kembali wilayah yang telah jatuh ke tangan Rusia, tetapi mereka kesulitan untuk mengumpulkan sumber daya yang cukup.