IndoInsight.com –
Pemerintah Australia akan mempercepat upaya untuk membeli rudal jarak jauh sebagai tindakan tanggulangi ancaman yang semakin meningkat dari China, menurut sebuah tinjauan pertahanan yang dilakukan oleh pemerintah Australia. Laporan 110 halaman tersebut disebut sebagai pengawalan terbesar dalam pertahanan Australia sejak Perang Dunia II. Tinjauan strategis pertahanan ini dilakukan dalam situasi ketegangan yang meningkat di kawasan terkait sikap China terhadap Taiwan dan klaim wilayah di Laut China Selatan.
Pemerintah akan mengeluarkan sekitar A$19 miliar untuk melaksanakan rekomendasi segera dari laporan tersebut. Laporan tersebut merekomendasikan agar fokus militer Australia beralih dari perlindungan darat menjadi “kapabilitas serangan jarak jauh dengan amunisi yang dibangun di Australia” serta mengakuisisi “rudal presisi” dengan jangkauan lebih dari 500 km.
Australia akan mempercepat rencana untuk memperoleh sistem artileri roket mobilitas tinggi berbasis darat HIMARS dari AS. Ini dilakukan untuk menjaga kekuatan China tetap jauh dari Australia. Laporan tersebut juga merekomendasikan penguatan pertahanan utara Australia dan memberikan kemampuan operasi yang lebih besar dari pangkalan militer di wilayah utara.
Untuk mendanai prioritas baru Australia, beberapa proyek termasuk rencana untuk merancang senjata self-propelled dan kendaraan pasokan amunisi untuk angkatan darat akan ditangguhkan. Tinjauan strategis pertahanan merekomendasikan pula pengadaan rudal anti-kapal jarak jauh untuk pesawat tempur, tetapi menolak opsi bomber siluman B-21 Raider dari AS. Pemerintah Australia melalui laporan tersebut berupaya untuk membentuk kekuatan pertahanan yang lebih efektif dan siap menghadapi tantangan di masa depan.