IndoInsight.com –
Pakar keamanan khawatir terputusnya produksi minyak mentah dapat memperparah situasi kekerasan dan ketidakamanan yang sudah akut di Sudan Selatan.
Pipa minyak utama yang menjadi jalur ekspor minyak Sudan Selatan ke pasar internasional, yang kebetulan melintasi wilayah negara tetangga Sudan, rusak bulan lalu. Peristiwa ini memaksa perusahaan Dar Petroleum Oil Company untuk menghentikan aktivitas pengapalan minyak.
Upaya perbaikan pipa oleh tim teknis terhambat oleh konflik bersenjata yang sedang berlangsung di Sudan. Keadaan ini menimbulkan kekhawatiran akan kolapsnya perekonomian Sudan Selatan yang sangat bergantung pada minyak.
“Pipa tersebut menyumbang dua pertiga hingga tiga perempat pendapatan negara dari minyak. Jika [Sudan Selatan] tidak dapat memperbaiki pipa itu, keuangan negara akan mengalami pukulan telak,” kata Alan Boswell, pakar Sudan Selatan untuk International Crisis Group, lembaga non-profit yang berfokus pada resolusi konflik.
Menurut laporan Bank Dunia tahun 2022, minyak bumi menyumbang sekitar 90 persen pendapatan negara Sudan Selatan.