IndoInsight.com –
Organisasi hak asasi manusia terkemuka, Amnesty International, telah mendokumentasikan apa yang mereka sebut sebagai kejahatan perang yang luas yang dilakukan oleh kedua belah pihak dalam konflik Sudan yang sedang berlangsung. Dalam laporan baru yang diterbitkan pada hari Kamis, Amnesty International mendokumentasikan serangan oleh Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter (RSF), yang dipimpin oleh saingan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan Mohamed Hamdan Dagalo masing-masing, yang mengakibatkan banyak korban sipil.
Serangan-serangan itu, baik yang sengaja maupun yang tidak terpilih, telah menewaskan ribuan orang sejak pecahnya perang saudara pada bulan April. Konflik selama empat bulan itu juga telah menggusur setidaknya 3,3 juta orang dari rumah mereka. Laporan tersebut juga menyoroti kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan, serangan sengaja terhadap instalasi sipil seperti rumah sakit dan gereja, serta penjarahan massal.
Amnesty International mendesak komunitas internasional untuk meningkatkan dukungan kemanusiaan bagi Sudan dan negara-negara tetangga untuk membuka perbatasan mereka bagi para pengungsi yang mencari keselamatan. Organisasi juga menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk segera memperluas embargo senjata, yang saat ini hanya berlaku untuk Darfur, ke seluruh negara Sudan.