IndoInsight.com –
Jepang tengah dalam pembicaraan untuk membuka kantor hubungan NATO, yang merupakan yang pertama di Asia, menurut Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CNN pada hari Rabu. Dia menyebut invasi Rusia ke Ukraina membuat dunia menjadi kurang stabil dan memaksa Jepang untuk memikirkan keamanan regional. Pembukaan kantor hubungan NATO di Jepang akan menjadi pengembangan signifikan bagi aliansi Barat di tengah garis geopolitik yang semakin dalam dan kemungkinan akan menarik kritik dari pemerintah Cina. Kantor hubungan NATO di Jepang akan memungkinkan diskusi dengan mitra keamanan NATO, seperti Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru, mengenai tantangan geopolitik, teknologi yang muncul, ancaman siber, dan hal-hal yang terkait. NATO sudah memiliki kantor serupa di tempat lain, termasuk Ukraina dan Wina.
Hayashi mengatakan bahwa keamanan regional Jepang sangat sulit dan kompleks. Selain peningkatan agresi Rusia, Tokyo juga berurusan dengan Korea Utara yang memiliki senjata nuklir dan Cina yang semakin kuat. Jepang juga mencatat bahwa Cina telah memperkuat kekuatan laut dan udaranya di daerah yang dekat dengan Jepang sambil mengklaim Kepulauan Senkaku sebagai wilayah kedaulatan mereka. Meskipun ada ketegangan regional yang meningkat, Hayashi mengatakan bahwa pembukaan kantor hubungan NATO di Jepang tidak bertujuan untuk negara-negara tertentu dan Jepang masih perlu berkoordinasi dengan Cina di beberapa isu, seperti perubahan iklim dan pandemi Covid-19.
Pemerintah Cina telah menentang keinginan NATO untuk memperluas cakupannya ke Asia. Pada Maret 2022, pejabat senior Kementerian Luar Negeri Cina dan publikasi Partai Komunis yang berpengaruh menuduh Amerika Serikat mencari untuk membangun blok seperti NATO di Asia-Pasifik. Salah satu pejabat bahkan mengancamkan konsekuensi yang tidak dapat diimajinasikan.