IndoInsight.com –
Iran berkabung. Serangan bom kembar di Kerman yang diklaim ISIS (ISIL) telah merenggut banyak nyawa, menorehkan duka di tengah peringatan dua tahun kematian jenderal Qassem Soleimani. Dalam suasana pilu pemakaman para korban, Presiden Iran Ebrahim Raisi menyampaikan pidato yang berduka sekaligus berapi-api.
Raisi mengenang jasa para korban yang gugur, menyebut mereka sebagai “syuhada yang gugur karena kekejaman dan kebiadaban teroris.” Ia menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga korban dan seluruh rakyat Iran.
Namun, di tengah kesedihan, Raisi tak hanya berkabung. Ia berjanji akan membalas pelaku dengan tegas. Dengan suara lantang, ia menyatakan, “Pelaku serangan keji ini harus bertanggung jawab. Kami tidak akan membiarkan darah para syuhada ini tertumpah dengan sia-sia.”
Janji ini menuai respons beragam dari masyarakat Iran. Ada yang mendukung sikap tegas Raisi, melihatnya sebagai langkah yang diperlukan untuk melindungi keamanan nasional dan memberikan keadilan bagi para korban. Namun, sebagian lainnya khawatir eskalasi kekerasan akan terjadi. Mereka menyerukan agar pemerintah mengedepankan langkah diplomatik dan intelijen dalam membongkar jaringan pelaku dan mencegah serangan serupa di masa depan.
Situasi di Iran memang kian pelik. Ketegangan dengan negara-negara Barat terkait program nuklir, ditambah serangan berdarah seperti di Kerman, menciptakan iklim ketidakpastian dan kecemasan. Pidato Raisi, meski menyuarakan kesedihan dan janji keadilan, juga dikhawatirkan dapat menambah tensi di kawasan.
Di tengah persimpangan jalan ini, rakyat Iran berharap pemerintah dapat mengambil langkah bijak dan efektif. Membalas pelaku serangan sembari memprioritaskan keselamatan warga sipil dan stabilitas regional menjadi tantangan berat, namun bukan tidak mungkin diatasi.
Dunia internasional pun turut memantau perkembangan situasi di Iran. Keberhasilan Iran meredam ketegangan dan membawa para pelaku ke meja hijau secara adil akan menjadi titik terang. Sebaliknya, eskalasi kekerasan hanya akan menambah penderitaan bagi rakyat Iran dan mempersulit situasi di kawasan Timur Tengah.